Friday, May 11, 2012

Jumat (11/05/2012) Fatih dan teman teman seangkatannya diminta datang ke  kantor kelurahan Cempaka  putih. Mereka semua diminta senam dalam rangka menyambut kedatangan  para juri yang akan menilai kelurahan  Cempaka  putih.

Selain Fatih dan teman2nya, ada anak2 sekolah lain yang mempertunjukan tari  payung dan juga duta anti rokok. Mereka semua sudah datang ke kantor  Kelurahan sejak jam 08.00 pagi, padahal para juri baru datang jam 10.00. Meskipun begitu mereka tidak ada yang merasa bosan.

Sambil menunggu kedatangan  para juri, Fatih dan teman2nya asik bermain main. Mereka senang sekali bisa melihat kolam ikan yang ada di halaman kantor kelurahan. 
Ikan koi dan nila berwarna merah itu begitu menggoda mereka. Ikan besar yang jarang bisa mereka lihat. Tak heran, anak2 berusia 2 dan 3 tahun itu begitu asyik, berdiri bersisian mengelilingi kolam kecil yang berdiameter tak lebih dari 2 meter.

Teriakan pegawai kelurahan membuat mereka beranjak dari tepi kolam itu.  Mereka takut anak2 itu akan terjebur masuk kolam ikan. Meski tak begitu dalam, tapi kalau tercebur mereka akan basah dan tidak bisa ikut senam.

Ketika Jurinya datang, acara  penyambutan  pun dimulai. Mereka tak henti2nya tersenyum2, melihat  tingkah  pola anak2 batita itu. Ada yang bergerak menyesuaikan diri dengan teman2nya. Ada juga yang bergoyang megal megol sendiri. Membuat gemas  para juri itu.

Karena waktu yang terbatas, Fatih dan teman2nya tidak menyelesaikan senamnya.  para juripun melanjutkan melihat lihat ke dalam kantor kelurahan.
Rasa lelah sama sekali tidak terlihat di wajah anak2 mungil itu. Mereka tetap ceria. Teta tertawa tawa. Itulah dunia mereka. Dunia anak anak adalah dunia bermain. Dunia yang penuh dengan tawa dan canda.


Jakarta, 11/05/2012


Monday, February 20, 2012

EDELWAYSKU


Harusnya tadi aku menamparnya saja, tepat di mukanya, biar tercetak jelas bekas tanganku, biar semua perempuan yang dikencaninya tau, siapa sebenarnya lelaki yang mereka puja itu.
Tapi anehnya aku tak pernah bisa berbuat itu padanya. Semarah apapun aku padanya, hanya diamlah yang bisa aku lakukan. Jangankan menampar, memakinya saja aku tidak pernah bisa. Tuhan.....kenapa sedemikian lemah aku di depanya. Meski tau kalau dia telah selingkuh dengan banyak perempuan, tetap saja aku tidak bisa berhenti untuk mencintainya, rasanya aku tidak bisa hidup tanpanya.

Bryan bukanlah pemilik wajah tampan bak model iklan, bukan pula pemilik harta berlimpah. Bryan hanya beruntung karena dianugrahi otak yang lumayan cemerlang, otak yang membuatnya mampu menghasilkan jutaan kata rayuan, yang membuat banyak perempuan berjatuhan ke dalam pelukannya.

Aku mengenal Bryan ketika dia aktif di UKM jurnalistik. Suatu hari dia datang ke basecamp Mapala kami. Dia membawa selembar kertas permohonan bantuan, agar kami mengijinkannya mengikuti kegiatan diklatsar yang akan kami adakan di akhir semester ganjil. Bryan hanya ingin menulis, menulis semua tentang mapala. Dia mendapatkan tugas itu dari seniornya sebagai salah satu bentuk ujian kenaikan tingkat.

Awalnya kami berdebat keras tentang keinginan Bryan, tidak pernah ada orang lain di luar anggota mapala yang pernah mengikuti diklatsar. Meski Bryan berjanji tidak akan merepotkan kami, tetap saja kami meragukan kemampuannya untuk bertahan hidup di pegunungan. yang kami tau, Bryan tidak pernah mengikuti kegiatan alam apapun. Akan kuatkah dia berjalan berkilo-kilo meter, mendaki puncak pegunungan. Akan kuatkah dia bertahan hidup hanya dengan makan bonggol pisang.

Pada akhirnya kami harus menyerah dengan kepintaran Bryan membujuk ketua mapala kami, dia berhasil menyakinkannya, bahwa apapun akan dia hadapi, asalkan dia bisa ikut bersama kami.

Beberapa hari kemudian, ketika aku sibuk mengumpulkan junior2ku, meneliti kelengkapan 'perang' mereka. Aku melihatnya, Bryan datang dengan membawa sebuah tas besar, mengenakan pakaian serba hitam.

" Pagi Senior Kelinci. Sudah siap tempurkah?" Tanyanya ketika berada tepat di sampingku.
"Tentu saja, bagaimana denganmu?" jawabku sambil membalas uluran tangannya.
"Siap donk. Lihatlah, aku telah membawa semuanya. Tepat seperti yang senior pesan"
"Yakin tidak merengek minta pulang kalau sudah sampai disana nanti"
"Eits.....jangan meragukan kemampuanku ya. Aku pasti bisa" Jawabnya sambil tersenyum.

Aku baru sadar, kalau dilihat dari dekat, wajah Bryan memang agak lumayan. Tapi ya sudahlah, tugasku kan hanya mengawasinya, menjaganya agar dia hanya  melihat diklatsar kami, tidak ikut masuk dalam kegiatan2 yang kami lakukan nantinya.

Bunyi klakson truk besar yang diparkir di halaman kampus membuatku tersadar dari lamunan, sejenak aku lupa harus melakukan apa, untunglah Bryan sedang asik melihat-lihat persiapan junior-juniorku, sehingga tidak ada yang menyadari kalau sejenak tadi fikiranku sedang melayang kemana-mana.


Wednesday, February 15, 2012

Ahhhhhhg lelahnya. Matahari tepat berada di atas kepala ketika aku melangkahkan kakiku tadi, keringat mengalir deras membasahi baju tipis yang menempel ditubuhku. Tanpa memperdulikan semuanya aku berlari pulang, aku harus segera bertemu dengan Tia. Memasuki kos-kosan mungilku segera aku  membuka pintu kulkas miniku, mengambil botol plastik berisi air dingin. Aku meminum air itu langsung tanpa menuangnya ke dalam botol. segera saja, sensasi rasa dingin seakan mengalir ke seluruh tubuhku. Dan staminakupun telah kembali pulih.

Sekitar satu jam yang lalu sebuah sms singkat meluncur ke hp-ku, isinya Tia sedang dalam perjalanan menuju Jakarta. Tidak biasanya dia berlaku begitu, Tia adalah Ms. Planing. apapun yang akan dia kerjakan, apapun yang dia  inginkan, selalu dia rencanakan dan dia jadwal dengan baik. Seluruh aktifitasnya terjadwal dengan rapi.

Karena sesuatu yang tak biasa inilah maka aku tergesa-gesa pulang dari kampus, berharap Tia tidak sampai di kos-kosanku sebelum aku tiba.
Tia tidak boleh berada di 'sarang penyamun' ini sendirian. Semua penghuni kos-kosan ini berjenis kelamin laki-laki, bisa-bisa ntar Tia 'habis' diganggu mereka.

Satu jam aku menunggu di teras rumah, Tia tak jua menunjukan tanda-tanda akan tiba. Aku mencoba menghubungi Hp-nya, nomernya sedang tidak aktif. Dimanakah Tia? Apa yang terjadi padanya? Bogor jakarta tidak terlalu jauh. Harusnya dia sudah sampai. Bodohnya aku tadi tak menanyakan dia naik apa. Kalau tau Tia naik apa kan aku bisa menjemputnya di terminal atau stasiun. Klo sudah begini kan aku hanya bisa menunggunya saja.

Tia, adalah teman akrabku. Satu-satunya sahabat SMA yang hingga kini masih rajin berkomunikasi denganku.

Monday, February 13, 2012

Friday, June 22, 2007

Si Rusdi

Jumat lalu (16/06/07) ada sales baru yang di tempatkan di BO (Branch Office) Bekasi. Dia Menggantikan Robert salesku yang sampai saat ini belum juga ada kabarnya. Saat pertama melihatya, aku bisa langsung akrab dengannya. Alasannya sederhana, karena kami berdua adalah obyek kemarahan seniorku. Berbeda dari aku yang menunjukan sikap penuh perlawanan kepada seniorku, dia cuma diam lalu mengerutu di belakang. Mungkin dia tidak tega melawan seniorku, karena seniorku cewek. Beberapa hari harus'" berjibaku" dengannnya mengejar target penjualan M-Kios, membuatku semakin merasa dekat dengannya. Dia sering curhat padaku tentang betapa tidak sukanya dia ketika di pagi hari sudah harus di maki-maki oleh seniorku. Tentang istinya yang sekarang sedang hamil 2 bulan atau juga tentang Sales Counterku (SC) yang hingga sekarang tetap di piggirkan dari pergaulan di kantor -padahal dia 4 bulan lebih lama dariku di tempat ini-.
Hari-hari terakhir ini aku merasa sangat kasian pada Rusdi. Dia di jadikan Objek Perpeloncoan oleh sales-sales yang lain. Apalagi Angga sang sales yang di tunjuk jadi BM (Branch manajer) sementara. Angga Sering menyuruhnya ke kantor pusat yang ada di Sawah Besar (SB) tanpa peduli betapa capeknya Rusdi. padahal yang aku tau ke SB adalah tugas Angga. karena itu aku sering marah- marah melihat Angga seenaknya menyuruh Rusdi.
Tidak cukup dengan semua perpeloncoannya, Angga malah selalu memanggil Rusdi dengan nama ma'il katanya dia sama telminya dengan ma'il yang ada di OB-nya RCTI. sebagai seorang rekan kerja tentu saja aku tidak pernah membiarkan hal itu. Aku selalu marah-marah membela Rusdi, tapi anehya Rusdi selalu bilang " ga papa mbak Wi, gue ga papa kok." Dia selalu manut dengan apa yang dikatakan oleh sales lain. Aku saja yang melihat merasa tidak terima, tapi entahlah apa yang ada di otaknya sampai dia bisa sesabar itu?.
Ketika aku bertanya tentang kesabarannya dia cuma menjawab "masa-masa penuh amarah sudah lewat,mbak. Sekarang gue sudah menikah bahkan sebentar lagi jadi Ayah, masak sich gue tetap grusa-grusu." Jawaabnya sambil tertawa nyengir. Tinggalah aku tetap dengan rasa tidak tega yang selalu memenuhi ruang hatiku setiap kali melihatnya diperlakukan tidak adil oleh yang lain.

Sunday, June 10, 2007

inspirator

Aku

Ms. Maki

Hari ini (12/06/07) aku punya julukan baru. Ms. maki adalah nama yang tepat untukku. Biasanya orang senang memberi julukan pada orang lain dengan beberapa alasan. karena fisikya mungkin, mungkin logat atau juga karena kesukaanya pada barang tertentu. Sahabat dekatku sule' misalnya, karena kulitnya sangat hitam maka aku dan teman-teman yang lainnya memanggilnya Buthek - keruh dalam bahasa jawa-. juga kakak tingkat kesayanganku Ari. Dia sangat suka makan wortel dimanapun dia menemukan sayuran itu. karena itu hingga hari ini kami memanggilnya Ari kelinci. Beda dengan dua nama julukan di atas. aku mendapatkan nama Maki karena seharian ini aku sudah tidak tau lagi entah berapa orang yang sudah memaki aku. aku tidak tau, apa yang ada di benak mereka saat memaki aku, mungkin mereka berfikir mereka akan puas dengan memaki aku, atau mungkin juga mereka tidak menemukan sasaran yang tepat untuk di maki. Entahlah, yang jelas hari ini adalah hari yang benar-benar menjengkelkan buatku.
Makian pertama aku dapatkan dari kepala HRD-ku. dia memaki ketidaktauanku akan peraturan di kantor baruku. Ceritanya salah satu salesku sedang terkena masalah. Dia harus menganti uang kantor yang di pakainya untuk urusan pribadi tiga kali lipat. pagi ini dia datang ke kantor dan menyerahkan uang 550.000 padaku. Dia cuma nitip agar aku memberikan uang itu pada SPG-ku. Aku sama sekali tidak tau kalau uang itu sebenarnya harus langsung di serahkan ke HRD dan tentu saja Jumlahnya harus 1.650.000 atau 3x Lipat. HRD memaki keberanianku menerima uang yang sebenarya hanya titipan. aku yang merasa sangat bersalah hanya mampu bilang "maaf,pak. saya benar-benar tidak tau"."makanya cari tau" jawaban HRD-ku dengan sangat marah dan langsung membanting telponnya.
Makian kedua aku dapatkan dari senior adminku yang segera akan meninggalkan kantorku pada akhir juni ini. Saat alokasi pulsa M-Kios datang dan teryata jumlahnya sangat tidak sesuai dengan permintaan customer, dia 'mencak-mencak'. Dia memaki aku karena aku tidak tau harus melakukan apa. padahal dua minggu lagi aku sendiri yang harus mengerjakan semuanya. Sebenarnya bukan karena aku tidak mau belajar atau tidak ingin tau. lebih tepatnya aku tidak pernah di ajari. saat aku bertanya tentang apa saja jawabanya sangat nyantae."tenang,masih ada saya" akhinya beginilah, saat dia tau aku ga tau apa-apa dia dengan nyantaenya juga memaki aku.
Makian ketiga aku dapatkan dari customerku yang protes karena orderan M- kiosnya aku kurangi. Dia Order Simpati 10 sebanyak 30 unit. Tapi karena alokasi yang di kasih dari Telkomsel sangat sedkit dengan terpaksa dia hanya aku beri 5 unit. Sebenarnya bukan hanya dia yang dikurangi tapi juga customer lainnya. Tapi dia ga bisa terima dan memaki-maki aku. Capek dech...........
makian yang lain masih banyak. Tapi sepertinya hanya pantas aku sinpan di hati karena akan bikin orang kehilangan nafsu makan kalau aku terus menceritakannya.